Entah makan apa saya semalam, pagi ini jelang subuh tahu-tahu ada wangsit mampir, gledug, jatuh di depan monitor, dan tanpa basa-basi langsung si wangsit pun berkata demikian :
wahai manusia setengah kalong,... (edan, saya dianggap codot :(
ada gosip anget mau denger nggak? saya bilang enggak, sambil ngantuk-ngantuk menahan lapar!
rupanya saya jawab begitu si wangsit murka besar, dia gertak lagi, mau nggak !!!, kalau nggak mau awas lu guwe beli baru nyaho !!!
Cilaka, begitu kena gertak seperti itu, langsung saja, nyali keder, badan gemeter apalagi perut pas laper, waduh, ampun deh, ampun banget. Bayangkan, dia mau beli saya, bayangkan dibeli, iya dibeli, bukan disewa atau dikontrak.
Pasti pada heran gitu saja kok repot,... gitu saja kok dibikin tulisan, hmmm belum pada ngerti udah pada komentar, kebiasaan lama, muntah dulu, mikir ntar, tergantung bayarannya.
Yang mau dia dibeli itu kehormatan cuy, bukan harga diri. Kalau harga diri masih bisa diukur dengan angka, misal, nasi sepiring, jeruk sebakul, mobil-mobilan, motor-motoran, bunga-bungaan dll.
Tapi kalau kehormatan? mana bisa diukur?
Nah dari pada kehormatan saya dibeli sama si wangsit galak itu, akhirnya terjadilah kesepakatan tanpa basa-basi lagi, sehingga saya tetap menjadi manusia bebas, tidak terkendali dan terkendala apapun, sementara ini.
Lalu apa sih maunya si wangsit? Yah mudah saja sebenarnya, saya diminta membuat sebuah tulisan fiktif dengan draft-draft seperti yang dia sebutkan seperti berikut :
Toipknya sih jelas Pilkada Tangsel bukan Pilgub Banten lah, masih jauh tak usah dipikirin dulu, ntar ada masanya :
- Gerakan pemenangan ARD bakal dikelola secara masif oleh para Anggota Dewan Tingkat Kota atau pun Provinsi, dengan mendatangi RT dan RW.
- Para Kandidat bersepakatan kepada para RT harga untuk satu suara, setengahnya dibayar dimuka sisanya diberikan jika setelah penghitungan, plus bonus berlebih jika TPS menang.
- Para RT, RW, Tokoh, Pemuda dan Lainnya yang menyatakan siap mendukung (suka rela mau pun tidak) diminta pernyataannya secara tertulis kemudian dibaiat, disumpah dunia dan akhirat bahwa dia benar-benar akan memilih dan memperjuangkan ARD. (Yang biasa main sumpah nih pasti orang Partai)
- Penanggung jawab TPS (Tim TPS) dijanjikan gaji selama 5 tahun, sebelumnya dikontrak hanya setahun
- ARD akan berakting sebagai pihak yang terzalimi, pihak yang teraniaya, sehinga belas iba diharap jatuh keharibaan.
- Pasukan Sakti dari Banten semua turun ke Tangsel, tim suses PSU Pandeglang lepas baju gulung celana, langsung terjun buat kemenangan ARD.
- Masyarakat sengaja dimobilisasi datang ke Kelurahan untuk mendaftarkan diri masuk DPT dengan imbalan Uang per KK.
Wah kan kini masa sosialisasi, nggak boleh ada yang curang-curang bisa kena dis, mosok sih ada cerita macam itu? Saya sih nggak percaya, tapi daripada kehormatan saya dia beli, mendingan iya deh aku tulis semua yang dia mau. Toh belum tentu nanti saya sempat mengarang cerita seperti yang dia mau.
Begitulah kira-kira alur cerita fiktif tentang gerakan-gerakan jelang PSU kelak dari wangsit tadi pagi, untuk sementara ini belum saya kutrik-kutrik dulu, otak sudah bundet, mata ngantuk, pinginnya tidur padahal perut laper. :(
Kalau ada yang mau komentar silahkan, kalau ada benarnya ditelan saja, kalau banyak nggak benarnya, lha namanya fiktif kok dipercaya.
Gitu dulu ya untuk sementara saya diem dulu, menunggu nasi anget, sembari ngliyep.
Pamulang, jelang pagi
(eh mau jerang air, nggak ada kopi, lalu ngapain lagi gini hari?
Minggu, 23 Januari 2011
No comments:
Post a Comment