OLEH ARBAIN RAMBEY
Dengan kamera digital, orang umumnya tidak terlalu ”pelit” dalam menekan tombol rana. Secara umum, saat ini orang berpikir, ”Kalau jelek, nanti tinggal dihapus.” Namun, kebiasaan boros dalam memotret sesungguhnya harus dihindari. Pelan tapi pasti, menyimpan terlalu banyak ”foto sampah” akan sangat merepotkan karena kenyataannya orang jarang sempat atau mau membuang jepretan-jepretan jeleknya.
Dalam menyimpan foto digital karya kita harus diperhatikan bahwa perlu disimpan dua macam arsip. Pertama adalah arsip yang murni hasil pemotretan dengan segala kekurangannya dan kedua adalah arsip pilihan yang meliputi intisari dari pemotretan yang baru saja dilakukan.
Menyimpan hasil murni dari sebuah proses pemotretan diperlukan karena banyak hal bisa tercatat di sana, misalnya siapa saja yang terpotret atau bagaimana beberapa kesalahan telah terjadi untuk dipelajari kemudian. Arsip yang murni dari pemotretan ini cukup di-burn dalam cakram DVD dan disimpan di tempat yang aman. Di kemudian hari kalau ada kesalahan pengolahan dari beberapa foto, file asli bisa diambil lagi dari DVD ini. Adapun arsip tipe kedua disimpan dalam hardisk yang mudah diakses kapan pun.
DVD single sided yang berkapasitas sekitar 4GB adalah yang paling ekonomis dan lebih sedikit kemungkinan error-nya dibandingkan yang double sided 8GB.
Hardisk yang dipakai, saat ini yang paling ekonomis antara harga dan kapasitas adalah hardisk 2TB Western Digital. Dalam foto ilustrasi terlihat bahwa sebuah komputer pribadi dihubungkan dengan sebuah hardisk 2TB sebagai hardisk utama, sebuah DVD writer untuk mem-backup hardisk utama, sebuah pemindai (scanner) untuk memdigitalkan file-file foto cetak atau berkas lain.
Menyimpan file ke dalam hardisk bisa dipisahkan dalam kategori profesional dan pribadi. Untuk profesional, bisa digunakan aneka program untuk penyimpanan foto seperti PhotoStation. Namun, untuk kategori pribadi, bisa dilakukan cara-cara sederhana sebagai berikut:
1. Setiap pulang dari pemotretan, masukkan semua foto hasil pemotretan dalam folder yang dinamai dengan 'Tahun-Bulan-Hari-Acara'. Misalkan nama foldernya 20101102AcaraMakanBersama. Dengan penamaan seperti ini, folder-folder akan tersusun berdasarkan saat pembuatannya.
2. Nama file asli dari kamera jangan diubah. Kalau mau menambahkan catatan pada foto-foto tertentu bisa dilakukan penamaan dengan menambahkan keterangan : DCS248576-PatungMegalitikumGomo. Lain kali kalau mau mencari file tertentu, bisa dilakukan pencarian dengan Windows memakai kata kunci tertentu, misalkan ’megalitikum’.
3. Folder-folder tertentu bisa dikeluarkan dari hardisk utama untuk mengurangi kepadatan hardisk utama. Kita harus memiliki beberapa hardisk lain dengan kekhususan: hardisk khusus foto panggung, hardisk foto wisata, dan lain-lain. Tiap hardisk punya keterangan yang mudah dibaca.
Hal penting:
1. DVD sebaiknya dikopi ulang setiap dua tahun sekali.
2. Hardisk sebaiknya diganti setiap lima tahun sekali kalau pemakaian tinggi. Namun, kalau sudah dipakai lebih dari enam tahun, hardisk berisi foto-foto penting sebaiknya diganti yang baru.
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/2010/11/02/03221719/kiat.menyimpan.foto.digital
No comments:
Post a Comment